Karena
itulah mengapa, rata-rata perusahaan yang ditempati prakerin menawarkan
pekerjaan selulus SMK. Itulah yang membedakan, pelajar SMK TI Airlangga dengan
pelajar di SMK yang lain. “Pencapaian siswa kelas XI ini tak lain karena struktur
kurikulum yang tepat dan bimbingan maksimal dari para guru. Ditunjang fasilitas
dan budaya sekolah yang baik agar para siswa dapat memaksimalkan potensinya,”
kata Sigit Sigalayan, Kepala SMK TI Airlangga.
Sebagai sekolah Vokasi maka Prestasi siswa SMK yang sesunguhnya bukan hanya dilihat dari nilai rapor,
namun hasil karya dan keterampilan mereka. Karena itu, prakerin penting dan
jadi ukuran menilai sekolah itu bagus atau tidak. Jangan salah, industri tidak
begitu saja menerima siswa prakerin.
Sederet
proses pun dilalui. Mulai dari siswa mengikuti program pembekalan soft skill selama satu bulan di sekolah, membuat curriculum vitae, berisi
kemampuan dan spesifikasi keterampilan siswa.
Dari
sini mitra industri
akan mendapat gambaran si calon siswa yang akan prakerin ini. Saat terjun prakerin, siswa SMK
TI Airlangga lebih siap, dan “Mereka
cepat sekali menyesuaikan diri dengan
lingkungan
dan tempat kerja,
siswa akan berada di lokasi industri selama 5 bulan.
Dengan durasi yang cukup panjang ini diharapkan siswa dapat memperoleh
manfaat dan pengalaman yang cukup. Prakerin adalah proses belajar formal diluar
kelas, hampir satu semester mereka berada di dunia kerja, oleh karenanya
kamipun menugaskan guru pembimbing sekolah untuk terus mengawal proses prakerin
ini dengan sungguh-sungguh. Satu guru akan mengawal 10 siswa prakerin,” ucap Sigit.
Menurut Dwi Yuli Susanti Pj. Prakerin dan Hubungan Kerjasama SMK TI
Airlangga, tahun
ini yang menonjol misalnya, siswa prakerin SMK TI Airlangga jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) prakerin di salah satu bank, mereka membuat program ticketing rekening, pendataan pengambilan
buku rekening, dan sistem inventory , menjadi sangat
menarik karena program yang mereka buat telah di uji dan di implementasikan di
Bank tersebut sebagai program pendukung layanan.
Sementara
siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan prakerin PT Telkom. Mereka sudah mampu
membuat pointing, pasang antenna wifi, troubleshooting jaringan.
Lain
halnya siswa di jurusan Multi Media (MM) yang melaksanakan prakerin di salah
satu percetakan bonafid di Samarinda. Karena kemampuanya dalam hal desain
grafis, ia kini dipercaya menjadi desainer utama, serta operator mesin
produksi.
Tak
hanya swasta, di instansi pemerintah, siswa SMK TI Airlangga pun menunjukkan
karyanya. Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Samarinda misalnya, mereka
diminta membantu membenahi layanan online. Sementara di Dinas perhubungan
Samarinda, siswa SMK TI dipercaya mengoperasikan videotron. Lain lagi cerita di PDPAU kota Samarinda, siswa kami
telah mampu memberikan solusi bisnis terhadap proses pendataan keluar masuk
kontainer dan gudang.
Atas
hasil karya mereka inilah, tak heran rata-rata tempat prakerin memberi nilai
100 dari 7 kriteria penilaian. Suatu hal yang patut dibanggakan, karena hasil
karya siswa SMK TI Airlangga ini bisa disetarakan dengan hasil karya mahasiswa
di jurusan TI. Ini bukti keberhasilan kurikulum SMK TI Airlangga yang mengacu
pada link and match dengan dunia
kerja. Bagi tim kami yang cukup membuat kami bangga adalah
apresiasi dan kepercayaan dari para mitra terhadap siswa prakerin kami. Mereka menyampaikan usai lulus sekolah, siswa tersebut diminta untuk kembali bekerja. (*/nus)
Publikasi Kaltim Post, 5 Desember 2015, hal. 39 |